1. Kehamilan

Tahap Pemeriksaan 10 T pada Ibu Hamil Agar Bayi Tumbuh Sehat

Salah satu kunci yang dapat menjamin kesehatan bunda dan bayi dalam kandungan adalah Antenatal Care atau yang dikenal dengan sebutan 10 T pada ibu hamil. Istilah ini mengacu pada tahap-tahap pemeriksaan yang harus dilakukan oleh ibu demi menunjang kesehatan fisik dan mental selama masa kehamilan. 

Proses pemeriksaan 10 T pada ibu hamil ini tercakup dalam program pelayanan bagi ibu hamil yang dilakukan oleh tenaga kesehatan profesional. Sebelum mempelajari langkah demi langkah pemeriksaan, mari mengenal konsep Antenatal Care atau 10 T pada ibu hamil terlebih dahulu. 

Apa itu 10 T pada Ibu Hamil?

Pemeriksaan 10 T pada ibu hamil adalah pelayanan kesehatan yang harus dilakukan guna mengawasi perkembangan janin dan memastikannya tetap sehat. Setiap ibu mengandung wajib menjalani setiap tahapannya tanpa terkecuali.

Pemeriksaan 10 T pada ibu hamil mencakup banyak faktor secara keseluruhan. Mulai dari pemeriksaan fisik seperti peninjauan berat badan hingga tata laksana kasus, berikut daftar 10 T pada ibu hamil yang harus bunda ketahui.

Pemeriksaan 10 T pada Ibu Hamil

Simak setiap langkah pemeriksaan berikut satu persatu untuk memastikan kesehatan bayi bunda terjamin.

1. Tekanan Darah

Faktor 10 T pada ibu hamil yang pertama adalah tekanan darah. Setiap pelayanan kesehatan antenatal mewajibkan pemeriksaan tekanan darah demi menjaga kesehatan ibu dan perkembangan janin. Pemeriksaan tekanan darah ini juga dilakukan secara rutin dan teratur.

Dalam hal ini, tekanan darah ibu hamil yang normal umumnya berada di angka 110/80 – 140/90 mmHg. Oleh karena itu, apabila tekanan darah bunda terdeteksi di atas rata-rata, maka kondisi tersebut bisa cukup membahayakan.

Tekanan darah yang terlalu tinggi pada ibu hamil dapat memicu sejumlah gangguan kehamilan seperti pre-eklampsia maupun eklampsia. Oleh karena itu, bunda harus pastikan untuk menjalani pemeriksaan tekanan darah secara rutin, ya. 

2. Timbang Berat & Ukur Tinggi Badan

Setiap menjalani tata laksana pemeriksaan antenatal, bunda akan diminta untuk mengukur tinggi dan menimbang berat badan. Pemeriksaan ini merupakan tahap yang krusial terutama pada awal kehamilan dan pertemuan pertama antenatal care.

Pengukuran berat badan ideal pada ibu hamil juga mengacu pada BMI (body mass index). Dari data berat badan dan tinggi badan yang diperoleh, tenaga kesehatan bisa memantau indeks massa tubuh bunda. Pemeriksaan ini diperlukan sebagai dasar diagnosis terkait berat badan ideal sekaligus meninjau faktor risiko obesitas yang mungkin muncul.

Umumnya, bunda akan mengalami kenaikan berat badan sekitar 1 – 2,5 kg setiap bulan pada trimester pertama. Sedangkan, kenaikan berat badan bisa menjadi lebih signifikan saat memasuki trimester selanjutnya.

Pada usia kehamilan trimester kedua dan ketiga, berat badan bunda bisa meningkat hingga 0,35 – 0,5 kg setiap minggunya. Untuk memastikannya secara keseluruhan, berikut adalah kalkulator berat badan ibu hamil yang bisa dijadikan acuan.

  • Kenaikan Berat Badan Total < 18,5 kg = Underweight (berat badan rendah)
  • Kenaikan Berat Badan Total : 18,5 – 24,9 kg = Normal weight (berat badan normal)
  • Kenaikan Berat Badan Total : 25 – 29,9 kg = Overweight (berat badan berlebih)
  • Kenaikan Berat Badan Total > 30 kg = Obesitas 

3. Tinggi Rahim (Fundus Uteri)

Tahap pemeriksaan 10 T pada ibu hamil yang selanjutnya berkaitan TFU (tinggi fundus uteri). Untuk menentukan kondisi janin yang sesuai usia kehamilan, dokter akan memeriksa tinggi puncak rahim. 

Dalam tahap antenatal care ini, kondisi normal ditandai dengan sesuainya tinggi puncak rahim dengan data pada tabel ukuran yang telah ditentukan (toleransi perbedaan ukuran adalah 1-2 cm). 

Apabila dalam tahapan ini dideteksi bahwa tinggi puncak rahim lebih kecil 2 cm dari usia kehamilan yang seharusnya, maka kondisi ini berpotensi memicu risiko gangguan pertumbuhan calon buah hati bunda.

4. Tetapkan Status Gizi

Pemeriksaan 10 T pada ibu hamil juga mengacu pada status gizi sang ibu. Tahap ini perlu dilakukan untuk memastikan gizi ibu terpenuhi dan mengurangi kemungkinan berat badan lahir rendah (BBLR) pada calon buah hati.

Beberapa diagnosis yang dilakukan antara lain dengan mengukur LILA (lingkar lengan atas). Apabila LILA ibu hamil tercatat di bawah 23.5 cm, maka ini dapat menjadi tanda kurang gizi pada ibu hamil. Selain melalui LILA, diagnosis lain juga dapat dilakukan dengan mengukur jarak pangkal bahu ke ujung siku. 

5. Tentukan Presentasi Janin (DJJ)

Pemeriksaan 10 T pada hamil dengan meninjau presentasi denyut jantung janin (DJJ) umumnya dilakukan pada trimester kedua, tepatnya pada usia 16 minggu kehamilan. Tahap pemeriksaan ini bertujuan untuk memantau dan mendeteksi adanya faktor risiko yang tidak diinginkan. 

Melalui presentasi DJJ, tenaga kesehatan dapat meninjau gangguan pertumbuhan, kemungkinan infeksi, cacat bawaan, hingga faktor berbahaya lain yang bisa menyebabkan kematian prenatal pada janin. 

6. Tetanus Toksoid (TT)

Menjalani skrining dan imunisasi tetanus toksoid juga masuk dalam tahap pemeriksaan 10 T pada ibu hamil. Pada tahap skrining, bunda akan menerima beberapa pertanyaan dari tenaga medis terkait riwayat vaksinasi tetanus sebelumnya.

Dengan mengetahui riwayat vaksinasi, dokter dapat menentukan dosis dan jarak waktu yang semestinya. Agar vaksin TT bekerja optimal, setiap ibu hamil wajib menerimanya paling sedikit 2x dengan jarak antar dosis 28 hari/4 minggu. 

7. Tablet Zat Besi 

Untuk memenuhi kebutuhan zat besi, setiap sesi pemeriksaan 10 T pada ibu hamil juga menyediakan tablet zat besi. Untuk takarannya, bunda sebaiknya mengonsumsi satu tablet setiap hari. 

Namun, perlu diingat bahwa tata cara konsumsi tablet zat besi juga harus diperhatikan. Ibu hamil tidak disarankan mengonsumsi tablet zat besi bersamaan dengan teh atau kopi. Daripada itu, bunda dihimbau untuk mengonsumsi makanan sehat dan kaya vitamin c untuk mendukung performa tablet tersebut.

8. Tes Laboratorium

Tes laboratorium perlu dilakukan untuk meninjau kondisi janin dan ibu mengandung secara rutin. Dalam tes laboratorium khusus ibu hamil, pemeriksaan yang akan dijalankan umumnya berupa tes darah untuk mengetahui rhesus ibu dan janin, cek infeksi, tes kadar gula darah, dan juga tes hemoglobin. 

Dalam tes laboratorium ini, ibu hamil juga akan menerima pemeriksaan atas penyakit menular seksual hingga rapid test untuk mendeteksi malaria. 

9. Temu Wicara (Konseling)

Tahapan pemeriksaan 10 T pada ibu hamil juga mencakup temu wicara atau yang kerap dikenal dengan kegiatan konseling. Dalam setiap kunjungan antenatal care, bunda memiliki hak untuk berkonsultasi terkait pencegahan komplikasi selama mengandung hingga perencanaan persalinan. 

Layanan temu wicara ini juga bisa dipakai untuk sejumlah kesepakatan terkait rujukan, layanan pengasuhan bayi, hingga penggunaan pil KB setelah proses persalinan. 

10. Tatalaksana Kasus

Tatalaksana kasus memungkinkan bunda untuk memperoleh fasilitas kesehatan yang menyeluruh. Sebagai contoh, apabila tes bunda menunjukkan adanya kemungkinan kehamilan yang terlalu berisiko, maka pihak rumah sakit bisa memberi tawaran agar bunda menerima tatalaksana kasus. 

Demikian pembahasan mengenai pemeriksaan 10 T pada ibu hamil. Agar calon buah hati terus terpantau kesehatannya, pastikan untuk melakukan seluruh tahapannya tanpa terkecuali ya, bunda!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Tahap Pemeriksaan 10 T pada Ibu Hamil Agar Bayi Tumbuh Sehat

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Anak muntah dan mencret, yang umumnya dikenal sebagai muntah dan diare pada anak, merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh orangtua dan pengasuh. Meskipun gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, penting untuk segera mengatasinya guna memastikan kesehatan anak. Artikel ini akan memberikan wawasan mengenai penyebab, tindakan pencegahan, dan cara merawat anak yang mengalami anak […]

    Trending

    Ingin mengatur jadwal kegiatan harian anak di rumah tapi bingung bagaimana caranya? Sebetulnya, untuk membuat jadwal kegiatan harian anak di rumah, Bunda perlu menyesuaikan kondisi dan aktivitas si kecil terlebih dahulu. Misalnya, jika si kecil masih belum bersekolah, Bunda bisa membuat jadwal hariannya dengan membagi waktu bermain permainan dan membantu pekerjaan rumah. Yuk, simak contoh […]
    Saat sedang menyusui bayi, Bunda mungkin pernah menemukan ASI berwarna kuning dan berminyak. Sebetulnya, apa penyebab ASI berwarna kuning dan berminyak? Apakah hal tersebut berbahaya? Supaya nggak penasaran, Bunda bisa menyimak penjelasan mengenai penyebab ASI berwarna kuning dan berminyak pada artikel Bunda Times kali ini! Kenapa ASI Berwarna Kuning dan Berminyak? ASI berwarna kuning dan […]
    Saat memasuki masa kehamilan, Bunda tentu akan merasakan berbagai perubahan pada tubuh, baik secara fisik maupun psikis. Salah satu perubahan yang kerap dialami oleh ibu hamil adalah munculnya bintik-bintik di sekitar areola payudara. Sebenarnya, areola ada bintik apakah tanda hamil? Pada kesempatan kali ini, Bunda Times akan mengupas tuntas fakta mengenai kemunculan bintik-bintik pada areola […]
    Daun miana adalah daun yang memiliki kombinasi warna merah dan hijau. Namun, tak hanya terlihat indah tampilannya, ternyata ada berbagai manfaat daun miana bagi kesehatan cukup beragam. Daun miana sebenarnya sudah dikenal sebagai tanaman herbal dengan segudang khasiat sejak zaman dahulu. Namun, beberapa dari Bunda mungkin masih asing dengan nama daun ini. Pasalnya, di Indonesia […]