Apakah gigi anak terlihat tidak rapi? Atau Bunda merasa rahang anak sedikit miring? Hal tersebut bisa jadi pertimbangan Bunda untuk pasang behel anak. Tentunya pemasangan behel ini perlu dikonsultasikan dengan dokter gigi anak.
Selain itu, Bunda juga perlu mempertimbangkan usia anak saat memasang behel. Dilansir dari stanfordchildrens, usia yang tepat untuk pasang behel anak yaitu di kisaran 10 hingga 14 tahun. Lantas, apa lagi hal yang perlu diperhatikan sebelum pasang behel anak? Simak artikel bundatimes kali ini sampai akhir, ya!
Daftar Isi
Tanda Anak Perlu Pasang Behel
Sebelum pasang behel anak, Bunda perlu mengevaluasi kondisi gigi anak dengan memeriksakannya ke dokter gigi spesialis ortodonti. Hal ini dapat dilakukan sejak anak berusia 7 tahun. Sebab, menurut American Association of Orthodontist, pada usia tersebut anak-anak sudah punya cukup gigi permanen. Jika ada masalah pada kerapian gigi, dokter spesialis ortodonti dapat mendeteksinya lebih awal dan melakukan penanganan yang tepat.
Lalu, kondisi seperti apa yang membuat anak perlu pasang behel? Berikut ini beberapa kondisi umumnya:
1. Underbite (Rahang Bawah Maju)

Salah satu kondisi yang memaksa orang tua pasang behel anak yaitu gigi bawah anak lebih maju dari gigi atas. Keadaan gigi ini bisa membuat anak kesulitan mengunyah atau menggigit makanan, berbicara, mengganggu pernapasan mulut, hingga menyebabkan bau mulut.
2. Crossbite (Gigitan Silang)

Pada kondisi ini, gigi tidak tumbuh sejajar dengan benar saat kondisi mulut tertutup. Umumnya, gigi bagian atas lebih lebar dan berada di luar gigi bawah. Hal ini bisa menyebabkan keausan atau hilangnya jaringan keras gigi yang akhirnya bisa merusak gigi.
3. Overbite (Gigi Tonggos)

Overbite adalah keadaan dimana gigi atas lebih maju dari gigi bawah. Ini bisa terjadi bila ukuran rahang atas yang lebih besar dari ukuran normal atau rahang bawah yang lebih kecil dari normalnya. Beberapa penyebab gigi tonggos adalah sering mengisap jempol, menggigit kuku, atau menggunakan dot setelah usia 3 tahun. Jika dibiarkan, kondisi ini dapat merusak gigi, menyebabkan sakit saat mengunyah, hingga dapat mempengaruhi proses pernapasan.
4. Gigi Renggang

Jika Bunda menyadari jarak antar gigi anak terlalu jauh, hal ini bisa jadi salah satu pertimbangan untuk pasang behel anak. Sebetulnya kerenggangan gigi umum terjadi pada anak untuk mempersiapkan tumbuhnya gigi permanen yang ukurannya lebih besar. Namun, hal ini dapat berlanjut saat gigi permanen anak sudah tumbuh. Hal ini bisa terjadi karena kelainan genetik, dimana ukuran gigi lebih kecil dari normalnya atau rahang yang lebih besar dari ukuran normal, sehingga tidak seimbang dengan ukuran gigi.
Baca juga: Ini 7 Cara Menurunkan Panas pada Bayi dengan Alami
Tipe – Tipe Behel
Saat sudah yakin bahwa anak perlu pasang behel, Bunda juga perlu memperhatikan tipe behel apa yang akan dipakai. Terdapat beberapa jenis behel dengan kelebihan serta kekurangannya masing-masing. Hal ini bisa Bunda diskusikan dengan dokter sebelum pasang behel anak.
1. Behel Konvensional

Braket ini biasanya terbuat dari logam dan karet serta dikaitkan dengan kawat baja. Tipe behel ini adalah yang paling umum. Biasanya, lama pemakaian behel ini membutuhkan waktu 1 hingga 3 tahun, tergantung kondisi gigi. Setelah kawat gigi dilepas, pasien disarankan menggunakan retainer untuk menjaga posisi gigi yang sudah rapi.
2. Behel Lingual

Berbeda dengan behel pada umumnya karena behel ini dipasang di bagian belakang gigi, sehingga tidak terlihat. Durasi pemakaiannya juga bervariasi, antara 1-3 tahun, menyesuaikan keadaan gigi.
3. Behel Transparan

Behel transparan ini disebut juga invisalign atau clear aligner. Berbeda dengan behel konvensional yang terbuat dari logam atau metal, behel ini terbuat dari bahan termoplastik. Behel transparan ini perlu diganti seiring waktu, menyesuaikan dengan perubahan susunan gigi. Di awal, pasien akan mendapat cetakan behel berdasarkan kondisi gigi, kemudian akan diberikan cetakan baru hingga mencapai tingkat kerapian yang diinginkan. Umumnya, lama pemasangan behel ini berkisar antara 3 hingga 9 bulan saja lho, Bunda. Namun, behel ini perlu dilepas saat makan dan minum serta harus dijaga ekstra kebersihannya.
4. Behel Self-Ligating

Behel ini memiliki kawat dan bracket yang bahannya sama-sama dari logam, tidak menggunakan karet seperti behel konvensional. Salah satu kelebihan penggunaan behel ini adalah lebih ringan dan mudah dibersihkan lho, Bunda. Namun, biaya pemasangan behel ini lebih tinggi dari behel konvensional.
5. Behel Gigi Keramik

Bracket pada behel ini berbahan keramik. Tetapi, bahan kawatnya tetap menggunakan logam. Durasi pemakaiannya juga tidak jauh beda dengan behel konvensional, antara 1-3 tahun. Bahan keramik ini cenderung lebih rapuh dibanding logam, sehingga Bunda perlu memperhatikan perawatannya juga.
Baca juga: Jangan Panik, Pahami Penyebab & Cara Mengatasi Bayi Cegukan!
Tips Pasang Behel Anak

Setelah mengetahui jenis behel yang bisa menjadi opsi, ada beberapa tips yang bisa Bunda perhatikan untuk pasang behel anak:
1. Persiapkan Mental Anak
Tips pertama saat pasang behel anak adalah mempersiapkan mentalnya. Sebab, saat masa awal pemasangan behel, anak bisa jadi akan merasa tidak nyaman dan sedikit nyeri pada bagian mulutnya. Untuk mengatasinya, Bunda bisa memberikan obat pereda nyeri dan makanan yang teksturnya lunak.
2. Biasakan Anak untuk Menjaga Kesehatan Gigi dan Mulut
Jika anak menggunakan behel, kebersihan gigi dan mulutnya sangatlah penting. Oleh karena itu, anak perlu dibiasakan untuk rutin merawatnya. Sikat gigi yang digunakan juga khusus. Selain itu, hendaknya gunakan benang gigi setelah makan, untuk membersihkan area sela gigi yang sulit dijangkau sikat gigi. Bunda juga bisa menyediakan pasta gigi serta obat kumur yang mengandung fluoride untuk mencegah lubang pada gigi anak.
3. Perhatikan Makanan yang Dikonsumsi Anak
Jauhi konsumsi makanan yang lengket, keras, ataupun berukuran besar saat masa awal pasang behel anak. Makanan seperti pop corn, kacang, permen, atau keripik sebaiknya dihindari terlebih dahulu. Sebab, makanan tersebut dapat merusak kawat gigi dan juga rawan terselip pada sela-sela gigi. Jika hal tersebut dibiarkan, gigi anak akan rawan berlubang.
4. Gunakan Lilin Kawat Gigi (Orthodontic Wax)
Penggunaan orthodontic wax ini dapat meminimalisir luka pada gusi dan mulut anak karena dapat menutupi bracket yang tajam.
5. Rutin Melakukan Pemeriksaan Gigi
Hal yang tidak boleh terlewat jika pasang behel anak adalah membawanya ke dokter gigi secara berkala untuk kontrol kondisi gigi. Hal ini agar durasi pemasangan behel anak juga jadi tidak lebih lama.
Baca juga: Bunda, Yuk, Pantau Jadwal Imunisasi Bayi 0-24 Bulan Ini!
Nah, itu dia Bunda, beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan pasang behel anak. Jangan lupa untuk selalu konsultasikan dengan dokter terkait kondisi kesehatan gigi dan mulut anak. Semoga bermanfaat!
Reaksi orang terhadap cerita ini.
Bisakah Anda ceritakan lebih lanjut tentang hal ini? Saya ingin sekali mengetahui lebih banyak detailnya.