1. Balita & Anak
  2. Bayi

Bunda, Yuk, Pantau Jadwal Imunisasi Bayi 0-24 Bulan Ini!

Setelah kelahiran sang buah hati, Bunda tentu akan mulai mempersiapkan segala kebutuhan sang buah hati. Salah satunya adalah kebutuhan untuk imunisasi.

Imunisasi dilakukan bukan dengan tanpa sebab. Seiring banyaknya variasi virus yang bermutasi dan menimbulkan berbagai macam penyakit, imunisasi atau kegiatan vaksinasi digunakan sebagai upaya pencegahan.

Penting bagi para orangtua untuk mencatat jadwal dan waktu yang tepat bagi buah hati untuk mendapatkan imunisasi yang beraneka ragam. Adakah jadwal imunisasi lengkap yang mudah diingat? Dimana kita bisa mendapatkan daftar jadwal imunisasi bayi? Bunda Times telah menyiapkan pembahasannya pada artikel di bawah ini.

Tujuan dan Manfaat Imunisasi untuk Bayi

Imunisasi pada Bayi dan Anak (sumber: Pexels)
Imunisasi pada Bayi dan Anak (sumber: Pexels)

Upaya pencegahan penyakit dengan menerapkan pola hidup sehat seringkali tidak cukup dan kurang optimal. Oleh karena itu, program imunisasi atau vaksin hadir dengan harapan dapat memperkecil angka penderita penyakit-penyakit tersebut. 

Melansir dari situs resmi Kemkes Kemenkes, vaksin akan memicu pembentukan antibodi terhadap penyakit tertentu pada tubuh seseorang yang telah divaksinasi. Sejatinya, vaksin adalah produk biologi yang diberikan kepada seseorang sebagai tindakan pencegahan dari penyakit yang mengancam jiwa. 

Jadwal Imunisasi Bayi 0-24 Bulan

Bunda tidak perlu bingung tentang jadwal imunisasi bagi si kecil. Pada 2020 yang lalu, IDAI telah menerbitkan rekomendasi jadwal vaksinasi bagi anak. Daftar jadwal imunisasi bayi ini lebih ringkas dan terstruktur. Untuk informasi selengkapnya, simak pada uraian berikut.

Jadwal Imunisasi IDAI (sumber: IDAI)
Jadwal Imunisasi IDAI (sumber: IDAI)

1. Imunisasi Hepatitis B (HB) Monovalen 

Hepatitis adalah penyakit yang menyebabkan kerusakan hati. Virus hepatitis B yang masuk dan menyerang hati membuat hati mengeras dan berujung pada kegagalan fungsi hati.

Jadwal imunisasi bayi yang pertama adalah imunisasi hepatitis B. Pemberian imunisasi hepatitis pada anak adalah pada usia 0,1 bulan dan 6 bulan. Waktu terbaik pemberian vaksin ini kepada bayi adalah dalam kurun waktu 12 jam setelah waktu lahir, didahului penyuntikan vitamin K1 minimal 30 menit sebelumnya. 

Jika bayi lahir dengan berat <2000g, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan atau lebih.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi:

  • Reaksi alergi (sangat jarang terjadi)
  • Bekas luka pada suntikan
  • Demam diatas 37 derajat celcius

2. Imunisasi Polio 0 (nol)

Polio disebabkan oleh virus yang menyerang pencernaan dan tenggorokan. Sama dengan imunisasi hepatitis, imunisasi ini juga disarankan diberikan segera setelah lahir. Jadwal imunisasi bayi 0-24 bulan yang selanjutnya adalah imunisasi polio. Perlu Bunda ketahui bahwa ada dua jenis imunisasi polio yang wajib diberikan. 

Pertama, imunisasi atau vaksin polio oral (oral polio vaccine/OPV) yaitu poliovirus yang telah dilemahkan. Yang kedua adalah imunisasi polio melalui suntik (inactivated polio vaccine/IPV).

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Diare ringan (jarang terjadi)
  • Terjadi demam
  • Reaksi alergi

3. Imunisasi BCG 

Vaksin BCG (Bacillus Calmette–Guérin) merupakan vaksin yang berfungsi mencegah TBC atau tuberkulosis. Vaksin ini masuk dalam daftar jadwal imunisasi bayi yang cenderung awal.

Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir atau segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan karena berdasarkan penelitian yang dilakukan, imunisasi vaksin BCG ini lebih efektif jika diberikan pada bayi. 

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Demam
  • Pembengkakan kelenjar leher atau ketiak
  • Lebam/bengkak pada area bekas suntikan

4. Imunisasi DPT

Jadwal imunisasi bayi setelah polio adalah DPT. DPT bukanlah nama sebuah penyakit. Melainkan singkatan dari tiga penyakit berbeda. Imunisasi DPT (difteri, pertusis, dan tetanus) termasuk vaksinasi wajib dan harus diberikan pada balita. 

Ketiga penyakit ini memiliki risiko tinggi yang dapat menyebabkan kematian. Vaksin ini bisa diberikan mulai umur 6 minggu berupa vaksin DTwP atau DTaP. 

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Merasa lelah
  • Demam tinggi
  • Pembengkakan pada area bekas suntikan
  • Kejang
  • Muntah
  • dsb.

5. Imunisasi Rotavirus Pentavalen

Rotavirus adalah virus yang menyerang saluran pencernaan dan menyebabkan penyakit gastroenteritis. Penularan virus ini dapat terjadi melalui kontak fisik terhadap tinja atau kotoran yang mengandung rotavirus atau melalui makanan serta minuman yang tidak higienis.

Jadwal imunisasi bayi yang bisa Bunda ingat di bulan kedua adalah vaksin ini. Vaksin rotavirus pentavalen berbeda dengan vaksin rotavirus monovalen. Vaksin ini diberikan 3 kali.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Mual dan muntah
  • Demam
  • Rewel
  • Mengi
  • Diare

6. Imunisasi MR / MMR

Vaksin MR berfungsi untuk mencegah terjadinya penyakit campak (measles) dan rubella (campak jerman). Kemudian untuk vaksin MMR, berfungsi untuk mencegah kedua penyakit tersebut, perbedaanya vaksin MMR dilengkapi dengan vaksin penyakit gondongan (mumps)

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Demam ringan
  • Reaksi alergi berupa ruam
  • Nyeri di bagian bekas suntikan. 

7. Imunisasi Japanese encephalitis (JE) 

Virus Japanese Encephalitis (JE) adalah penyakit radang otak yang disebabkan karena virus Japanese Encephalitis. Virus ini menginfeksi manusia melalui vektor nyamuk Culex sp. Lama masa inkubasi virus ini adalah sekitar 5-15 hari. 

Imunisasi japanese encephalitis (JE) terbukti efektif untuk menurunkan angka penularan penyakit ini. Terdapat provinsi di Indonesia yang pernah melaporkan kasus JE, beberapa diantaranya yaitu Bali, NTB, NTT, Kalimantan Barat, DKI Jakarta, DI Yogyakarta, dan Kepulauan Riau. Indonesia pun menjadi satu dari beberapa negara yang menerapkan program vaksinasi JE.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Demam ringan pada anak
  • Bengkak di lokasi penyuntikan
  • Nyeri otot dan pusing pada orang dewasa

8. Imunisasi Hepatitis A 

Tak hanya hepatitis B, pemberian vaksin hepatitis A juga penting dilakukan pada anak sebagai upaya preventif dari penyakit tersebut. Hepatitis A adalah infeksi hati yang disebabkan karena virus hepatitis tipe A (HAV). Virus ini sangat berbahaya dan mudah menyebar. Jadwal imunisasi bayi pada usia ke – 12 adalah imunisasi hepatitis A.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi:

  • Reaksi alergi (sangat jarang terjadi)
  • Bekas luka pada suntikan
  • Demam diatas 37 derajat celcius

9. Imunisasi Tifoid Polisakarida

Vaksin tifoid merupakan jenis vaksin yang berfungsi mencegah penyakit demam tifoid atau tipes pada anak maupun orang dewasa. Jadwal imunisasi bayi pada usia 2 tahun yaitu vaksin tifoid polisakarida.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Rasa tidak nyaman pada tubuh
  • Demam
  • Pusing
  • Bengkak pada area suntikan
  • Sakit perut

10. Imunisasi Influenza 

Berbeda dari beberapa vaksin lainnya, vaksin influenza selalu dikembangkan kembali setiap kurang lebih dua tahun. Hal ini dilakukan karena varian virus penyebab influenza yang berubah-ubah. Vaksin influenza dapat diberikan pada bayi mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun. 

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Nyeri otot dan lelah
  • Demam ringan
  • Pusing

11. Imunisasi Rotavirus Monovalen

Selain vaksin rotavirus pentavalen, si kecil juga sebaiknya diberikan  vaksin rotavirus monovalen sebagai perlindungan yang lebih optimal. Jadwal imunisasi bayi ini dilakukan sebanyak 2 kali dengan dosis pertama mulai umur 6 minggu kemudian dosis kedua dengan jarak minimal 4 minggu, dan harus selesai semua rangkaiannya pada usia 24 minggu.

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

12. Imunisasi Pneumokokus (PCV)

PCV adalah singkatan dari Pneumococcal Conjugate Vaccine (PCV), yang tidak lain adalah vaksin sebagai upaya pencegahan penyakit pneumonia yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus pneumoniae.

PCV dapat diberikan pada umur 2, 4 dan 6 bulan dengan booster pada umur 12 -15 bulan. 

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Jantung berdebar
  • Sakit tenggorokan
  • Demam
  • Nyeri dan bengkak pada area suntikan
  • Sulit bernapas

13. Imunisasi Varisela

Seperti namanya, vaksin varicella dilakukan untuk mencegah cacar air (Chickenpox). Cacar air memang lebih sering menyerang anak-anak ketimbang orang dewasa. Karena hal tersebut, vaksin varicella sebaiknya diberikan kepada anak-anak maupun orang dewasa. Vaksin ini dapat diberikan kepada bayi  mulai umur 12 – 18 bulan. Pada umur 1 – 12 tahun, akan diberikan 2 dosis dengan jarak 6 minggu sampai 3 bulan. 

Beberapa efek samping yang mungkin terjadi: 

  • Ruam kulit 
  • Bengkak dan nyeri di area suntikan
  • Demam 

Baca Juga: Jangan Panik, Pahami Penyebab & Cara Mengatasi Bayi Cegukan!

Itulah informasi lengkap dan ringkas seputar jadwal imunisasi bayi lengkap yang dapat Bunda jadikan referensi. Jangan lupa untuk selalu berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu, ya, Bunda!

Tidak ada komentar

Komentar untuk: Bunda, Yuk, Pantau Jadwal Imunisasi Bayi 0-24 Bulan Ini!

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    ARTIKEL TERBARU

    Anak muntah dan mencret, yang umumnya dikenal sebagai muntah dan diare pada anak, merupakan masalah kesehatan yang sering dihadapi oleh orangtua dan pengasuh. Meskipun gejala ini dapat disebabkan oleh berbagai faktor, penting untuk segera mengatasinya guna memastikan kesehatan anak. Artikel ini akan memberikan wawasan mengenai penyebab, tindakan pencegahan, dan cara merawat anak yang mengalami anak […]

    Trending

    Ingin mengatur jadwal kegiatan harian anak di rumah tapi bingung bagaimana caranya? Sebetulnya, untuk membuat jadwal kegiatan harian anak di rumah, Bunda perlu menyesuaikan kondisi dan aktivitas si kecil terlebih dahulu. Misalnya, jika si kecil masih belum bersekolah, Bunda bisa membuat jadwal hariannya dengan membagi waktu bermain permainan dan membantu pekerjaan rumah. Yuk, simak contoh […]
    Saat sedang menyusui bayi, Bunda mungkin pernah menemukan ASI berwarna kuning dan berminyak. Sebetulnya, apa penyebab ASI berwarna kuning dan berminyak? Apakah hal tersebut berbahaya? Supaya nggak penasaran, Bunda bisa menyimak penjelasan mengenai penyebab ASI berwarna kuning dan berminyak pada artikel Bunda Times kali ini! Kenapa ASI Berwarna Kuning dan Berminyak? ASI berwarna kuning dan […]
    Saat memasuki masa kehamilan, Bunda tentu akan merasakan berbagai perubahan pada tubuh, baik secara fisik maupun psikis. Salah satu perubahan yang kerap dialami oleh ibu hamil adalah munculnya bintik-bintik di sekitar areola payudara. Sebenarnya, areola ada bintik apakah tanda hamil? Pada kesempatan kali ini, Bunda Times akan mengupas tuntas fakta mengenai kemunculan bintik-bintik pada areola […]
    Daun miana adalah daun yang memiliki kombinasi warna merah dan hijau. Namun, tak hanya terlihat indah tampilannya, ternyata ada berbagai manfaat daun miana bagi kesehatan cukup beragam. Daun miana sebenarnya sudah dikenal sebagai tanaman herbal dengan segudang khasiat sejak zaman dahulu. Namun, beberapa dari Bunda mungkin masih asing dengan nama daun ini. Pasalnya, di Indonesia […]