Salah satu cara terjadinya kehamilan adalah dengan mengetahui masa subur seorang wanita. Pada masa-masa krusial ini, penting untuk mempertimbangan waktu berhubungan intim agar sel telur berhasil dibuahi oleh sel sperma dan menyebabkan kehamilan. Jika begitu, bagaimana cara menghitung masa subur wanita agar cepat hamil?
Daftar Isi
Apa itu Masa Subur?
Berbicara tentang cara menghitung masa subur memang tidak akan jauh-jauh dari siklus menstruasi seorang wanita. Masa subur sederhananya ialah hari dilepasnya sel telur dari indung telur (ovulasi).
Ovulasi sejatinya adalah waktu ketika sel telur yang matang dilepaskan dari ovarium. Sel telur lalu bergerak ke saluran tuba fallopi untuk nantinya dibuahi oleh sel sperma. Jika pada saat yang bersamaan terdapat sel sperma di tuba fallopi saat sel telur dilepaskan, besar kemungkinan besar sel telur akan dibuahi dan tumbuh menjadi janin.
Siklus menstruasi dimulai pada hari pertama ketika menstruasi dimulai dan berakhir sehari sebelum periode berikutnya. Panjang siklus yang disepakati oleh para ahli sebagai siklus yang normal berkisar antara 21 hingga 35 hari. Lamanya bervariasi antara perempuan yang satu dengan perempuan yang lain.
Memahami Masa Subur Wanita

Sebelum beranjak pada cara menghitung masa subur, penting untuk memahami terlebih dahulu apa itu masa subur. Dr. Knaus, seorang ahli kebidanan dari Vienna berpendapat bahwa ovulasi terjadi kurang lebih 14 hari sebelum tanggal menstruasi berikutnya.
Pendapat gynecologist lain mengatakan kalau masa ovulasi tak selalu terjadi pada waktu tersebut. Ovulasi bisa terjadi pada 12-16 hari sebelum menstruasi selanjutnya.
Sementara itu, masa subur terjadi kurang lebih 2-5 hari sebelum ovulasi terjadi. Adanya sel sperma yang membuahi pada waktu ini berpeluang besar menyebabkan kehamilan. Namun, perlu diketahui bahwa pada 12-24 jam setelah ovulasi, seorang wanita tidak lagi dapat hamil hingga siklus menstruasi tersebut berakhir. Penyebabnya adalah karena sel telur sudah tidak lagi berada di tuba fallopi.
Padahal, siklus menstruasi bisa saja terlambat sampai 7 hari lamanya. Lantas, bagaimana cara menghitung masa subur pada wanita setelah haid?
Cara Menghitung Masa Subur Wanita
Cara menghitung masa subur setelah haid tidaklah sulit. Apalagi jika Bunda memiliki siklus menstruasi yang teratur atau jika terlambat, itu pun tidak sampai hingga berhari-hari. Misalnya, Bunda memiliki siklus rata-rata 30 hari, maka masa terjadinya ovulasi adalah sekitar hari ke-15.
Berdasarkan permisalan tersebut, bisa disimpulkan bahwa masa suburnya adalah pada 2-5 hari sebelum hari ke-15, yaitu mulai hari ke-10 sampai hari ke-13 siklus menstruasi.
Cara Hitung Masa Subur untuk Haid yang Tidak Teratur

Maraknya aplikasi pencatatan siklus menstruasi telah memudahkan para wanita untuk mengetahui masa suburnya. Tak perlu khawatir jika menstruasi seringkali datang beberapa hari lebih lambat dari hari yang diperkirakan. Masa subur tetap bisa diketahui dengan menganalisis siklus terpendek dan siklus terpanjang Bunda selama 8 bulan terakhir.
Hari awal masa subur = ( (siklus haid terpendek) – 18)
Hari akhir masa subur = ( (siklus haid terpanjang) – 11)
Misalnya, berikut adalah siklus menstruasi Mrs. B dalam 8 bulan terakhir:
Bulan | 1 | 2 | 3 | 4 | 5 | 6 | 7 | 8 |
Panjang Siklus | 26 | 25 | 25 | 27 | 30 | 32 | 28 | 31 |
Hari pertama masa subur Mrs. B = (26 – 18) = 7
Hari terakhir masa subur Mrs. B = (31 – 11) = 20
Maka, masa subur Mrs. B diperkirakan akan terjadi pada hari ke-7 sampai hari ke-20 setelah mesntruasi sebelumnya selesai.
Ciri-Ciri Masa Subur

Setelah mengetahui cara menghitung masa subur wanita, kini saatnya Bunda mengetahui sinyal-sinyal apa yang tubuh berikan ketika masa subur terjadi. Berikut adalah ciri-ciri masa subur yang bisa diamati.
1. Terjadi Perubahan Lendir di Sekitar Mulut Rahim
Lendir serviks merupakan cairan yang diproduksi untuk menjaga leher rahim (ujung bawah rahim yang sempit dan terbuka saat melahirkan) lembab dan terlindungi, terutama di sekitar masa ovulasi.
Seminggu sebelum ovulasi : lendir serviks menjadi kental, lengket dan berwarna krem.
Selama ovulasi : akan terdapat lebih banyak lendir serviks yang elastis dan berwarna putih bening atau pucat. Lendir serviks yang mirip putih telur ini menunjukkan lingkungan terbaik bagi sel sperma berenang menuju sel telur.
2. Suhu Basal Tubuh yang Meningkat
Suhu basal adalah suhu tubuh seseorang saat istirahat atau setelah bangun tidur. Suhu basal seseorang biasanya berkisar dari 35-36,5 derajat Celcius. Pada saat masa ovulasi tiba, suhu basal wanita biasanya naik sekitar 1 derajat Celcius.
Peningkatan ini disebabkan oleh meningkatnya hormon progesteron (pro-gestasi) yang disekresikan oleh korpus luteum setelah ovulasi. Pengukuran dapat dilakukan setelah bangun tidur di pagi hari dengan menggunakan termometer khusus suhu basal. Ukur selama beberapa waktu untuk mendapatkan hasil rata-rata.
3. Merasa Nyeri pada Punggung dan Perut
Nyeri pada bagian punggung dan perut juga merupakan symptom terjadinya ovulasi. Melansir dari Forbes Health, peningkatan progesteron setelah ovulasi dapat memberikan efek relaksasi pada tubuh. Namun menurut Dr. Sekhon, beberapa orang mungkin malah mengalami nyeri punggung karena ligament laxity, itulah sebabnya sakit punggung bisa diasosiasikan dengan gejala ovulasi.
4. Perasaan Menjadi Lebih Bergairah
Pada masa menjelang ovulasi, hormon selalu memiliki andil yang besar. Perlu Bunda ketahui bahwa tingkat hormon estrogen dan progesteron meningkat sebelum terjadinya ovulasi. Hal ini memicu libido yang meningkat daripada biasanya.
Baca Juga: Mengenal 5 Jenis Love Language Agar Lebih Dekat dengan Kekasih
Demikian informasi seputar cara menghitung masa subur beserta ciri-cirinya. Semoga bermanfaat!
Tidak ada komentar